Cerita Backpacker

iklan

Kesurupan di Gunung Salak




Kesurupann di Gunung Salak




Setelah melewati beberapa waktu yang cukup lama, akirnya ada waktu lagi untuk menulis. Akhir-akhir ini saya terlalu banyak di sibukkan dengan pekerjaan, dan tidak ketinggalan dengan usaha untuk menjawab orang-orang yang selalu bertanya “KAPAN KAWIN” wtf.!, pengen guling-guling kalau sudah dengar pertanyaan macam itu.

Oke, lupakan saja tentang kawin! Kita kembali ke cerita kita kali ini. saya akan menceritakan tentang kejadian yang sangat sangat dan sangat tak bisa aku lupakan sampe sekarang, sebenarnya kejadian ini sudah terjadi beberapa tahun lalu tgl 18-19 juli 2015, dan hari ini dan detik ini aku baru punya nyali utuk menulis artikel ini. kenapa harus detik ini? karena sebelumnya aku belum berani, ia belum berani, masih agak seram sih sebenarnya. Gunung Salak, pasti hampir semua teman-teman backpacker yang tau Gunung itu, terletak di Jawa Barat, tepatnya di antara kota Suka Bumi dan Bogor. Gunung ini mempunyai ketinggian sampai 2.211 Mdpl. Nama gunung salak di ambil dari bahasa sansekerta, yang berarti Perak. Dan sampai sekarang gunung ini tekenal dengan kisah-kisah misterinya, mulai dari pesawat sukoi yang hilang, dan para pendaki yang mengalami hal-hal yang ganjil.

Waktu itu tgl 18 juli 2015, saya dan tiga teman saya akhirnya bisa melakukan pendakian Gunung Salak, rencana ini sudah lama di rancang sebelumnya. kami mengambil rute dari arah Cimelati dekat Cicurug, Cidahu Sukabumi atau Kawah Ratu Gunung Bunder. Kami melakukan perjalanan dari kota Bandung, dan kami sampai di gerbang pintu pendakian tepat pukul lima sore, setelah semua pelengkapan di cek untuk memastikan semua perlengkapan sudah aman, pukul 17:30 WIB kami baru mulai langkah pertama kami untuk masuk ke kaki Gunung dan memasuki pintu Gerbang. Setelah berjalan beberapa jam langit yang tadinya biru indah sudah mulai gelap, Karena waktu yang tidak mendukung untuk langsung menuju ke puncak dua, di tengah perjalanan kami memutuskan untuk mendirikan tenda untuk beristirahat sampai subuh, dan subuh baru melanjutkan perjalan.

Nah disini lah kejanggalan mulai terlihat. Sumpah, saya mulai merinding lagi sambil menulis ini. Di tempat kami mendirikan tenda itu cukup landai, dan cukup bagus untuk mendirikan tenda sampai beberapa tenda. Setelah beberapa jam kami ngecamp ada segerombolan pendaki lain yang akhirnya mendirikan tenda juga di dekat kami, lumayan jadi agak rame. Setelah beberapa menit kami memutuskan untuk gabung-gabung dengan pendaki yang lain sembari melewati waktu yang masih lama, dan menunggu kantuk datang. Tapi setelah pulang dari gunung itu aku baru sadar, ternyata selama kami kumpul bersama pedaki yang lain salah satu teman saya tidak mau di ajak, dan dia hanya berdiam diri di dalam tenda, aku gak tau pasti apa alasannya untuk menyendiri di dalam tenda, aku cuek saja dan tetap mencari hiburan, lah namana juga pengen bahagia. Hehe

Ini ada bebrapa foto yang masih tersimpan di dalam harddisk gua, gak perlu gua lingkarin wajah yag kesurupan kan? haha

foto di 1000 mdpl
Track Gunung Salak

Baca juga : Horror, google maps bawa ke KUBURAN

Setelah waktu subuh tiba, kami dan gerombolan pendaki yang lain mulai bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan, dan sebelum melanjutkan perjalanan kami memulai langkah dengan berdoa bersama. Oia satu lagi, sebelum kami meninggalkan tempat ngecamp kami memastikan dulu gak ada lagi sampah yang tertinggal, dan kami kembali melanjutkan perjalanan. Dengan track yang sangat curam dan beban yang lumayan berat kami berjalan ala kura-kura, santai dan lebih banyak beristirahat. Hehe Selama perjalaan saya tiak terlalu memperhatikan tingkah salah satu temanku yang mulai aneh, dan aku gak sadar kalau dari tadi dia hanya diam saja. Dan setelah beberapa jam melakuka pendakian, pendaki yang lain mulai berdatangan, dan jalur pendakian mulai ramai dilintasi pendaki-pendaki yang lain. Setelah melakukan perjalanan berjam-jam, akhirnya kami hampir sampai di puncak. Mungkin hanya butuh beberapa menit saja untuk sampai ke puncak dua. Dan tiba-tiba teman saya yang sedari kemarin diam saja berhenti, aku sempat mengira dia hanya kelelahan dan berhenti sejenak. Aku masih saja cuek dan menganggap kalau ga ada apa-apa. Setelah aku maju beberapa langkah tiba-tiba teman saya terjatuh dan tertawa. Sumpah, aku kira dia bercanda atau tertawa biasa karena bahagia hampir sampai ke puncak. Teman saya yang lain menghampiri dia dan bertanya “kau kenapa?”, tidak di jawab samasekali, yang ada dia semakin tertawa kencang, dan suaranya yang semakin berubah. kami bertiga mulai panik setelah sadar kalau dia sudah kerasukan, mataya yang mulai berubah menjadi putih. saat itu aku gak tau mau berbuat apa, rasanya kayak di sekap dalam karung. Sumpah bingungnya luar biasa. Kalau di fikir-fikir kayak orang bodoh. Hampir lima belas menit dia kerasukan dan kami masih saja gak tau mau berbuat apa. Teman saya berusaha untuk membuatnya sadar degan memukul wajahnya dengan daun-daun, aku kurang tau itu daun apa, yang pasti tidak berhasil. Aku semakin yakin kalau dia kesurupan karena dengan lincahnya dia berbahasa Sunda, padahal dia samasekali tidak mengerti bahasa Sunda, begitu juga dengan kami bertiga.
Setelah beberapa menit berlalu untung saja pendaki yang lain lewat dan bertanya ke kami. “ini kenapa a?” “ini a teman saya kayakya kerasukan.” Entah dari mana atau entah ada angin apa, tiba-tiba para pendaki itu meletakkan semua ransel dan peralatan mereka dan berdoa dengan berbahasa Sunda, dan setelah dia berdoa, abang itu langsung berbicara dengan penunggu yag memasuki teman saya, mereka berdua menggunakan bahasa Sunda, aku kurang paham apa yang mereka bicarakan, dan gak ngerti. pendaki itu menghampiri saya dan menyuruh saya untuk membuatkan segelas kopi, saya pun dengan bergegas langsung menyeduh kopi hitam, katanya itu permintaan si embah yang ada di tubuh teman saya. Setelah kopi selesai saya seduh, si pendaki itu menyuruh saya lagi untuk meletakkan kopi itu di bawah pohon yang cukup jauh dai tempat kami. Dan saya lakukan sesuai yang abang pendaki itu bilang, dan setelah saya meletakkan kopi pas di bawah pohon itu, teman saya langsung sadarkan diri.

Yang paling mengerikan si embah yang merasuki teman saya ternyata sudah berpesan ke abang pendaki itu, si embah itu melarang kami utuk melanjutkan perjalanan, padahal haya 100m lagi utuk sampai ke puncak dua. Tapi mau gimana lagi, saya juga sudah ketakutan. Dan abang-abang para pendaki yang menolong kami juga ternyata di larang si embah untuk melanjutkan perjalanan, dan detik itu juga kami semua berbalik arah dan turun ke bawah bersama abang-abang pendaki itu. Selama perjalanan turun saja saya gak banyak tingkah, jantung yang berdebar-debar, pengen cepat-cepat sampai ke bawah. Dan setelah sampai ke pintu gerbang persaan saya langsung puas minta ampun, rasanya seperti baru keluar dari kegelapan yang sangat mengerikan, mungkin karena aku benar-benar ketakutan. Sebelumya saya orangnya gak penakut lho, tapi saat itu saya lebih takut dari orang-orang yang penakut. Hahah (bukan maksud membela). Setelah keluar dari pintu gerbang pendakian aku benar-benar mengucapkan terimakasih banyak ke abang-abang yang baik hati itu. Mungkin kalau ga ada mereka aku bisa struk mikiri gimana cara nolong teman saya yang kerasukan, bisa-bisa aku pura-pura kesurupan juga. dan sebelum kami berpisah dengan abang-abang pendaki itu aku sempat bertanya ke dia kenapa teman saya bisa sampai kerasukan dan abang itu bilang kalau ternyata teman saya buang air kecil sembarangan.

Nah mungkin ini bisa jadi pelajaran buat saya tentunya, dan jadi masukan buat kalian.
Tolong kalau naik gunung itu yang sopan, jangan buang hajat sembarangan, dan berprilakulah dengan baik. dan satu lagi, jangan ada sampah yang tertinggal.
dan thanks ya udah berkunjung dan baca cerita saya. Kalau suka dengan cerita tentang perjalanan saya bisa di follow blog saya ini, klik saja profile dan klik lagi follow. Heheh semangat traveller..!!!!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kesurupan di Gunung Salak"

Post a Comment

My Instagram