Horror, ketika ke Bukit Sipolha menggunakan Google Maps (mask ke kuburan umum)
Cerita Backpaker |
Bukit Siolha berada tepat di pinggiran danau Toba, Bukit
indah ini terletak di desa Beringin Tuk-tuk Margaret, Kab Simalungun. Bukit indah
ini sangat jauh dari perkotaan, dan mash jarang ada rumah warga yang ada di
pinggir jalan , dan jalan masih gelap, dan jarang di terangi dengan lampu
jalan, masih ada satu tau dua saja.
Pukul empat sore kami mulai perjalanan dari Beratagi, cuaca
yang sangat cerah membuaat perjalanan kali ini sangat membuat saya begitu
semangat. Kali ini kami ada empat orang, dan kami menggunakan dua sepeda motor.
Setelah melakukan perjalanan hampir tiga puluh menit kami sampai di desa Tiga
Panah dan cuaca mulai tidak mendukung, hujan yang sangat deras menghambat
perjalanan kami, di salah satu ruko di pinggir jalan kami menepi untuk menunggu
hujan reda, setengah jam lebih kami menuggu hujan reda tapi hujan msih sangat
deras, karena takut membuang waktu kami memutuskan untuk melanjutkan
perjalanan.
Hujan yag sangat deras membuat pakaian kami semua basah kuyub, dan setelah menahan hujan beberapa jam perjalanan kami akhirnya sampai di kecamatan Merek kab Karo, ketika sampai di sana hujan sudah berhenti dan kami berhenti di salah satu toko untuk membeli bekal.
Hujan yag sangat deras membuat pakaian kami semua basah kuyub, dan setelah menahan hujan beberapa jam perjalanan kami akhirnya sampai di kecamatan Merek kab Karo, ketika sampai di sana hujan sudah berhenti dan kami berhenti di salah satu toko untuk membeli bekal.
Dan kami kembali melanjutkan perjalanan, perjalanan yang
sangat jauh dan dingin membuat perjalanan kali ini sangat melelahkan, di tambah
lagi selama perjalanan kami sering berheti untuk bertanya arah jalan ke warga yang
kami temui di pinggir jalan. Setelah beberapa jam perjalanan kami sampai ke
daerah Simarjarunjung, tepat di persimpangan Tiga Ras. Di sini kami berhenti
lagi untuk beristirahat sejeak. Kami masuk ke warung yang tepat di pinggir
jalan, di warung itu ada seorang bapak yang bertanya ke saya kemana tujuan kami
pergi, dan dengan sopan saya menjawab Bapak itu “ke Bukit Sipolha pak.” Dan sibapak
sepontan heran melihat kami, dan dia beberapa kali bertanya lagi untuk
memastikan apakah kami benar-bena ingin ke bukit Sipolha. Dan entah ada angin
apa Bapak itu tidak mendukung kami untuk melanjutkan perjalanan, dia menyuruh kami
untuk kemping di simarjarunjung saja. Karena dia sudah tau jalan yang harus di
lewati jika ingin ke Bukit Sipolha sangat jauh, sepi dan gelap, dan jalan yang
sangat rusak.
Dan setelah berunding dengan teman-teman tentang apa yang di katakan Bapak itu kami memutuskan untuk kemping di simarjarunjung saja, dan kami mencari tempat yang bagus utuk di jadikan temat kemping, setelah mutar-mutar untuk mencari tempat kami masih tidak menemukan tempat yang pas. Dan kami akhirnya kembali berunding untuk memutuskan melanjutkan perjalanan atau di sini saja, tapi setelah melihat lokasi yang sangat tidak begitu memuaskan kami kembali memutuskan untuk melanjutkan perjalanan saja ke Bukit Sipolha.
Dan setelah berunding dengan teman-teman tentang apa yang di katakan Bapak itu kami memutuskan untuk kemping di simarjarunjung saja, dan kami mencari tempat yang bagus utuk di jadikan temat kemping, setelah mutar-mutar untuk mencari tempat kami masih tidak menemukan tempat yang pas. Dan kami akhirnya kembali berunding untuk memutuskan melanjutkan perjalanan atau di sini saja, tapi setelah melihat lokasi yang sangat tidak begitu memuaskan kami kembali memutuskan untuk melanjutkan perjalanan saja ke Bukit Sipolha.
Setelah beberapa jam melanjutkan perjalanan, kami jarang
sekali menemui rumah warga, dan orang-orang sudah pada tidur, jalanan yang
kosong. Kami belum paham jalan untuk sampai ke Bukit Sipolha ini, karena
kebingungan salah satu dari kami memutuskan untuk melihat penunjuk arah dari
smart phone nya, dengan aplikasi maps kami mengikuti arah yang di tunjukan. Dan
dengan rasa percaya kami mengikuti arah yang di tunjukkan, setelah beberapa menit
kami masuk ke simpang sipolha dan perasaan lega mulai terasa. Dengan mengikuti
jalan yang tidak begitu lebar kami mengira tujuan kami sudah dekat, ternyata
setelah beberapa menit perjalanan kami kembali di pertemukan dengan
persimpangan yang sangat mencurigaan, kenapa saya bilang mecurigakan? Karena Google
maps dari hape kawan saya memerintahkan kami untuk masuk ke dalam simpang,
awalnya kami tidak mau lagi mengikuti perintah dari Google maps itu karenena
persimpangan itu terihat sangat gelap dan jalan nya yag hanya setapak. Dan
akhirnya kami melewati persimpangn itu, dan setelah beberapa meter melewati
persimpangan, Google maps yang msih aktif itu kembali memerintahkan kami untuk
memutar balik dan kembali ke persimpangan. Karena sama-sama tidak tau jalan akhirnya
kami kembali lagi ke persimpangan itu dan mengikuti arah dari Google maps,
walaupun agak sedikit ragu kami akhirnya masuk ke persimpangan itu, awalnya
kami mengira ini adalah jalan yang tepat. Dan setelah beberapa menit kami mulai
curiga, suasana yan sepi dan gelap membuat kami semakin tidak yakin, tapi masih
mengikuti jalan, tanpa kami sadari ternyata kami sudah masuk ke Kuburan Umum
atau TPU, dan kami sudah di kelilingi oleh kuburan. Tanpa berfikir panjang lagi
dan berusaha menghilangkan rasa panik kami memutar balik, dan cepat-cepat
sampai ke simpang tadi. Setelah sampai ke persimpangan saya menyuruh teman saya
untuk mematika saja aplikasi google maps nya. Dan kembali memilih jalur yang
sudah kami ikuti tadi.
Setelah beberapa menit lagi perjalanan akhirnya kami sampai ke Bukit Sipolha. Rasa lega dan Puas akhirnya kami rasakan malam itu ketika melihat indah nya Bukit Sipolha.
Setelah beberapa menit lagi perjalanan akhirnya kami sampai ke Bukit Sipolha. Rasa lega dan Puas akhirnya kami rasakan malam itu ketika melihat indah nya Bukit Sipolha.
0 Response to "Horror, ketika ke Bukit Sipolha menggunakan Google Maps (mask ke kuburan umum)"
Post a Comment